Entri Populer

Rabu, 12 Oktober 2011

Tambora Dirancang Jadi Kota Terpadu Mandiri

11 Mei
Ikhtiar Pemerintah dan masyarakat Kabupaten Bima untuk memajukan kawasan Tambora tampaknya mulai terwujud. Upaya ini ditandai pencanangan gerakan penanggulangan pengangguran (GPP) dan Pencanangan Kota Terpadu Mandiri (KTM) Labangka dan Tambora oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Muhaimin Iskandar  Nopember 2009 lalu.
Obsesi untuk merealisasikan KTM Tambora ini telah dimulai dengan penyusunan Master Plan oleh Pemerintah Daerah  dengan memilih  desa Kawinda To’i dan Oi Panihi sebagai  pusat pertumbuhan dimana pada tahap awal akan dibangun sarana jalan boulevard, tuko, kawasan produksi agro bisnis, dermaga, pasar dan fasilitas umum lainnya. Dengan adanya KTM Tambora ini, proses berkembangnya pemukiman transmigrasi yang biasanya memerlukan waktu 25-30 tahun bisa dipersingkat menjadi 10-15 tahun.
Realisasi pembangunan KTM kawasan transmigrasi Tambora, dirancang menjadi Pusat Pertumbuhan setelah melalui beberapa tahapan penting antara lain survei yang dilakukan Tim dari Pemerintah Pusat yang  diterjunkan ke kawasan Sanggar dan Tambora selama dua pekan. Berkaitan dengan obsesi ini, bulan Juli lalu, telah  dilakukan ekspose yang dihadiri langsung oleh Bupati Bima H. Ferry Zulkarnain, ST dan SKPD terkait. Ketua Tim Survei Ahmad Purnomo mengemukakan bahwa potensi kawasan Tambora cukup menjanjikan harapan bagi terbentuknya Kota Terpadu Mandiri.
Sebagai sebuah terobosan baru untuk  menekan tingkat pengangguran di Kabupaten Bima kawasan ini diharapkan akan berfungsi optimal dalam pengelolaan sumberdaya alam berkelanjutan yang mempunyai fungsi sebagai pusat kegiatan pertanian berupa pengolahan barang pertanian. Pemerintah daerah menyadari sepenuhnya, suatu kota tidak mungkin terwujud tanpa didukung kegiatan usaha/ ekonomi daerah belakangnya, demikian juga untuk menumbuhkan atau mewujudkan Kota Terpadu Mandiri (KTM) perlu didukung oleh kegiatan usaha transmigran yang berada di belakangnya. Oleh karena itu  KTM perlu melakukan pembangunan Wilayah Pengembangan Transmigrasi (WPT) sebagai pusat koleksi, pengolahan hasil, distribusi dan jasa dari unit pemukiman transmigrasi dan desa  desa sekitar dalam satu satuan ekonomi wilayah.

Susu Kuda Liar Perlu ” Trade Mark”

10 Mei
Sejak dulu populasi kuda di wilayah pulau Sumbawa khususnya di Bima cukup banyak. Kuda-kuda Bima dikenal kecil tapi cukup kuat. Tentunya kita sama-sama tahu bahwa Kuda sejak dulu telah menjadi tulang punggung transportasi tradisional dan juga digunakan untuk dipacu dalam arena Pacuan Kuda.
Dalam catatan Sejarah, Kuda-Kuda Bima banyak diekspor keluar negeri baik untuk kebutuhan daging maupun untuk perang. Salah satu pertempuran sengit yang memanfaatkan tenaga Kuda Bima adalah Perang Trunojoyo pada Abad 16 M. Saat itu kuda Kapitang dari Bima dibawa oleh Sultan Nuruddin Abubakar Ali Syah yang memerintah antara tahun 1682-187 M.
Dibalik kehebatannya digunakan dalam berperang, ternyata susu kuda Bima pun memiliki banyak khasiat. Susu Kuda Liar Bima juga dijuluki Obat Dewa. Susu kuda liar sangat baik diminum setiap hari, untuk mencegah dan mengobati berbagai macam penyakit. Aturan minumnya adalah dua kali sehari masing-masing satu gelas pagi dan sorehari. Berdasarkan kesaksian banyak orang, bila dikonsumsi secara rutin, susu kuda liar Sumbawa berkhasiat menyembuhkan berbagai macam penyakit, antara lain, Anemia,Asam Urat, Asma,Avitaminosis,Bronchitis,Gangguan pencernaan,Ginjal, Kencing manis (diabetes), Leukimia, Liver,Menurunkan kadar kolesterol dalam darah, Paru-paru basah, Rematik dan TBC. Bila dicampur dengan madu jahe dan kuning telur ayam kampung, susu kuda liar bisa meningkatkan Vitalitas Pria.(Sumber Google.Com)
Di kabupaten Bima, terdapat beberapa wilayah kecamatan yang meproduksi Susu Kuda Liar antara lain di kecamatan Madapangga, Donggo, Soromandi, dan Tambora. Dengan segala khasiatnya itu, Susu Kuda Liar dan petani Pemerahnya harus betul-betul diperhatikan terutama berkaitan dengan eksistensi populasi Kuda yang ada di Bima. Kuda-kuda yang menghasilkan susu itu harus dipertahankan populasinya agar tidak dijual keluar daerah. Disamping itu, perlu ada kebijakan daerah untuk men ”Trade Mark ” Susu Kuda Liar dari Bima dan Pulau Sumbawa pada umumnya sehingga kedepan akan terus menjadi komoditi unggulan Daerah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar