Holistic
memiliki arti ’menyeluruh’ yang terdiri dari kata holy and healthy. Pandangan
holistik bermakna membangun manusia yang utuh dan sehat, dan seimbang terkait
dengan seluruh aspek dalam pembelajaran; seperti spiritual, moral, imajinasi,
intelektual, budaya, estetika, emosi, dan fisik. Jadi healthy yang dimaksud
bukan hanya phisically, tetapi lebih pada aspek sinergitas spiritually. Pengobatan Holistic adalah,
Pengobatan dengan menggunakan Konsep Menyeluruh, yaitu keterpaduan antara Jiwa
dan raga, dengan method Alamiah yang ilmiah, serta ilahiah.., yang mana Tubuh
manusia merupakan keterpaduan system yang sangat Kompleks, dan saling
berinteraksi satu sama lainnya dengan sangat kompak dan otomatis…, terganggunya
satu fungsi/ elemen / unsure tubuh manusia dapat mempengaruhi fungsi yang
lainnya. Keterkaitan antara jiwa dan raga tidak terpisahkan, sebagaimana
dikenal bahwa : Didalam raga yang sehat terdapat jiwa yang sehat, dan juga
sebaliknya jiwa yang sehat dapat membentuk raga yang sehat.., Dan Pembentukan
Jiwa yang sehat adalah dengan berserah diri secara penuh dan ikhlas kepada Sang
Pencipta dan Penguasa Jagat Raya, yang memiliki segala sesuatu, dan penentu
segala sesuatu, Allah SWT.
Pengobatan Holistic terpadu,
memiliki perbedaan konsep yang sangat nyata dengan Konsep Kedokteran
(Konvensional), Konsep Konvensional lebih lebih menekankan kepada tindakan
seperti pemberian obat-obat kimiawi, dan tindakan rekayasa fisik dengan
pembedahan/ operasi, dll, sementara pengobatan holistic lebih menekankan
membangkitkan system imun pasien, dan memperbaiki secara menyeluruh dari factor
pencetus penyakit (akar permasalahan penyakit), sehingga definisi kesembuhan
cenderung Permanen (tidak kambuh lagi), sedangkan yang konnvensional pada
umumnya bersifat tindakan sementara (kambuhan) sehinnga sampai ada istilah
Pasien Langgangan Dokter.
Methode Pengobatan Holistic yang
kembangkan dengan terapi berikut :
1. Pengaturan Pola hidup dan Pola
makan dengan gizi dan kebutuhan berimbang
2. Rileksasi, dengan konsep Meditasi
Penyembuhan
3. Stimulasi Otak dengan tehnik
perangsangan alamiah
4. Silaturahmi Doktrin
5. Pancaran Bio energy (Pranaisasi)
6. Stimulan promotor dengan Nutrisi
Herbal
7. Terapi Doa, dengan kepasrahan
mencapai God Spot.
8. Hydroteraphy dan stimulant alam
sebagai pelengkap dan penyeimbang
Adapun
kumpulan artikel dengan topik pembahasan Holistic care
Konsep Rumah
Sakit Sayang Bayi
Konsep
lama, yang pernaj melanda Indonesia, bahwa bayi harus dilatih minum berjadwal
dan mandiri dengan pemberian “susu formula” ternyata sangat merugikan karena
angka kematian semakin tinggi. Dengan kembali pada konsep “bayi minum sesuai
dengan kemampuannya”, terbukti morbiditas dais mortalitas menurun. Untuk
Meningkatkan perhatian dan pelayanan terhadap bayi untuk menurunkan AKP,
pelaksanaan “Rumah Sakit Sayang Bayi” diperlombakan di tingkat Nasional.
Tujuan
rumah sakit sayang bayi
1. Mengupayakan penurunan angka kematian neonatus, dengan jalan meningkatkan antenatal care dalam arti luas.
2. Memberikan pertolongan persalinan demi well born baby. Untuk Menurunkan angka kematian neonatus, penggunaan ASI ditingkatkan. Hal ini sesuai dengan anjuran Bapak Soeharto tanggal 22 Desember 1990. Pemberian asi merupakan titik awal peningkatan peranan perempuan sebagai seorang ibu sejati.
1. Mengupayakan penurunan angka kematian neonatus, dengan jalan meningkatkan antenatal care dalam arti luas.
2. Memberikan pertolongan persalinan demi well born baby. Untuk Menurunkan angka kematian neonatus, penggunaan ASI ditingkatkan. Hal ini sesuai dengan anjuran Bapak Soeharto tanggal 22 Desember 1990. Pemberian asi merupakan titik awal peningkatan peranan perempuan sebagai seorang ibu sejati.
Konsep
rooming in adalah konsep tradisional yang untuk
sementara waktu ditinggalkan karena reklame susu formula. Konsep ini mempunyai
keuntungan yang sangat besar, seperti:
1. Meningkatkan kemampuan perawatan bayi secara mandiri oleh ibu.
2. Dapat memberikan ASI setiap saat.
3. Dapat meningkatkan kasih sayang ibu pada bayi.
4. Mengurangi infeksi, terurama diare oleh karena pemberian kolostrum.
5. Mengurangi kehilangan panas badan bayi sehingga daya tahan tubuh meningkat.
6. Mencegah kehamilan dalam waktu 4 bulan pertama dengan pemberian ASI .
7. Menurunkan morbiditas dan mortalitas neonatus.
1. Meningkatkan kemampuan perawatan bayi secara mandiri oleh ibu.
2. Dapat memberikan ASI setiap saat.
3. Dapat meningkatkan kasih sayang ibu pada bayi.
4. Mengurangi infeksi, terurama diare oleh karena pemberian kolostrum.
5. Mengurangi kehilangan panas badan bayi sehingga daya tahan tubuh meningkat.
6. Mencegah kehamilan dalam waktu 4 bulan pertama dengan pemberian ASI .
7. Menurunkan morbiditas dan mortalitas neonatus.
Untuk
dapat mencapai well born
baby diperlukan berbagai langkah penting pada semua jalur
pelayanan obstetri
sampai pada Posyandu sebagai landasan perinatologi sosial:
1. Meningkatkan antenatal care.
2. Memperhatikan dan Meningkatkan gizi ibu hamil.
3. Imunisasi ibu hamil dengan vaksin tetanus.
4. Meningkatkan penerimaan KB.
5. Mengupayakan persalinan adekuat dan legeartis, seperti spontan B, outlet Fe, vakum ekstraksi,serta seksio sesarea.
6. Meningkatkan kerja sama dan pendidikan dukun beranak.
1. Meningkatkan antenatal care.
2. Memperhatikan dan Meningkatkan gizi ibu hamil.
3. Imunisasi ibu hamil dengan vaksin tetanus.
4. Meningkatkan penerimaan KB.
5. Mengupayakan persalinan adekuat dan legeartis, seperti spontan B, outlet Fe, vakum ekstraksi,serta seksio sesarea.
6. Meningkatkan kerja sama dan pendidikan dukun beranak.
Diharapkan
gagasan well born baby, dan bukan sekedar live born baby, dapat tercapai agar
kualitas generasi bangsa Meningkat. Saat ini, pemberian air susu ibu di
indonesia merupakan proyek national yang dicanangkan oleh Bapak Soeharto. Dasar
pemberian ASI adalah kebutuhan bayinya sendiri. Di samping itu, ternyata
pemberian ASI secara on call sangat menguntungkan bayi dan ibunya sendiri,
dibandingkan pemberian ASI berjadwal.
10 Langkah Menuju
Rumah Sakit Sayang Bayi
1. Mempunyai kebijakan tertulis tentang menyusui yang secara rutin disampaikan kepada semua staff pelayanan kesehatan.
2. Mengajarkan keterampilan yang diperlukan untuk menerapkan dan melaksanakan kebijakan tersebut kepada semua staf pelayanan kesehatan.
3. Menjelaskan manfaat dan penatalaksanaan menyusui kepada seluruh ibu hamil.
4. Membantu ibu untuk mulai menyusui bayinya dalam waktu 30 menit setelah melahirkan.
5. Memperlihatkan kepada ibu bagaimana cara menyusui dan cara mempertahankannya pada saat ibu harus berpisah dengan bayinya.
6. Tidak memberikan makanan atau minuman apa pun selain ASI kepada bayi baru lahir kecuali ada indikasi medis.
7. Melaksanakan rawat gabung dengan mengizinkan ibu dan anak untuk selalu bersama selama 24 jam.
8. Mendukung ibu agar dapat memberi ASI sesuai deng
1. Mempunyai kebijakan tertulis tentang menyusui yang secara rutin disampaikan kepada semua staff pelayanan kesehatan.
2. Mengajarkan keterampilan yang diperlukan untuk menerapkan dan melaksanakan kebijakan tersebut kepada semua staf pelayanan kesehatan.
3. Menjelaskan manfaat dan penatalaksanaan menyusui kepada seluruh ibu hamil.
4. Membantu ibu untuk mulai menyusui bayinya dalam waktu 30 menit setelah melahirkan.
5. Memperlihatkan kepada ibu bagaimana cara menyusui dan cara mempertahankannya pada saat ibu harus berpisah dengan bayinya.
6. Tidak memberikan makanan atau minuman apa pun selain ASI kepada bayi baru lahir kecuali ada indikasi medis.
7. Melaksanakan rawat gabung dengan mengizinkan ibu dan anak untuk selalu bersama selama 24 jam.
8. Mendukung ibu agar dapat memberi ASI sesuai deng
an keinginan dan kebutuhan
bayi.
9. Tidak Memberikan dot atau empeng kepada bayi yang menyusui.
10. Membentuk kelompok pendukung menyusui dan menganjurkan ibu yang pulang dari rumah sakit atau klinik untuk selalu berhubungan dengan kelompok tersebut.
9. Tidak Memberikan dot atau empeng kepada bayi yang menyusui.
10. Membentuk kelompok pendukung menyusui dan menganjurkan ibu yang pulang dari rumah sakit atau klinik untuk selalu berhubungan dengan kelompok tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar